MAKALAH
“AUTOMATIC TRANSMISSION (Transmisi Otomatis)”
Disusun Oleh :
Nama : Ahmad ilham S
No. : 07
Kelas : XI TMO 1
Pembimbing : Yulianto, S.Pd
SMK NEGERI 2 SRAGEN
2010 / 2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “AUTOMATIC TRANSMISSION (Transmisi Otomatis)”, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru pembimbing dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin…
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………...…….…….…..... 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….... 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………...…...……..4
1.1 Latar Belakang ………………………………………………..………...……. 4
1.2 Tujuan Penulisan ………………………………………….……...………….. 4
1.3 Perumusan Masalah ………………………………………………....……..….4
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….………. 5
2.1 Sistem Transmisi……………………………………………..…...………….. 5
2.2 Transmisi Otomatis ………………………………………...…………..…….. 6
2.3 Tipe Transmisi Otomatis…………………………………......…….……..….. 6
2.4 Komponen Transmisi Otomatis……………………….………….…...….........8
2.5 Automatic Transmission Fluid…………………………………...………….. 17
BAB III PENUTUP ………………………………………………………..……...………. 18
3.1 Kesimpulan …………………………………………………….…………… 18
3.2 Saran ………………………………………………………….....………….. 18
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..………..……….... 19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kecendenderungan masyarakat untuk menggunakan transmisi otomatis semakin meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, khususnya untuk mobil-mobil mewah, bahkan type-type tertentu sudah seluruhnya menggunakan transmisi otomatis. Sekarang ini, terdapat dua sistem transmisi yang umum, yaitu transmisi manual dan transmisi otomatis. Terdapat juga sistem-sistem transmisi yang merupakan gabungan antara kedua sistem tersebut, namun ini merupakan perkembangan terakhir yang baru dapat ditemukan pada mobil-mobil berteknologi tinggi dan merek-merek tertentu saja
1.2 TUJUAN PENULISAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan kita tentang Transmisi otomatis. Oleh karena itu penulis menyusun makalah ini untuk menambah pengetahuan agar kita lebih luas tentang Transmisi otomatis khususnya untuk mobil-mobil mewah yang bertujuan untuk memberikan kenyamanan bagi para pengemudi maupun penumpangnya.
1.3 PERUMUSAN MASALAH
1.3.1 Sistem Transmisi
1.3.2 Transmisi Otomatis
1.3.3 Tipe Transmisi Otomatis
1.3.4 Komponen Transmisi Otomatis
1.3.5 Automatic Transmission Fluid
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SISTEM TRANSMISI
Sistem transmisi adalah sistem yang menjadi penghantar energi dari mesin ke diferensial dan as. Dengan memutar as, roda dapat berputar dan menggerakkan mobil. Transmisi diperlukan karena mesin pembakaran yang umumnya digunakan dalam mobil merupakan mesin pembakaran internal yang menghasilkan putaran (rotasi) antara 600 sampai 6000 rpm. Sedangkan, roda berputar pada kecepatan rotasi antara 0 sampai 2500 rpm. Dalam otomotif, sistem transmisi adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda untuk diteruskan ke penggerak akhir. Konversi ini mengubah kecepatan putar yang tinggi menjadi lebih rendah tetapi lebih bertenaga, atau sebaliknya.
Gir nomor | Rasio gir | RPM pada poros keluar transmisi |
1 | 3.769 | 1.167 |
2 | 2.049 | 2.147 |
3 | 1.457 | 3.020 |
4 | 1.000 | 4.400 |
5 | 0.838 | 5.251 |
Torsi tertinggi suatu mesin umumnya terjadi pada sekitar pertengahan dari batas putaran mesin yang diijinkan, sedangkan kendaraan memerlukan torsi tertinggi pada saat mulai bergerak. Selain itu, kendaraan yang berjalan pada jalan yang mendaki memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan mobil yang berjalan pada jalan yang mendatar. Kendaraan yang berjalan dengan kecepatan rendah memerlukan torsi yang lebih tinggi dibandingkan kecepatan tinggi. Dengan kondisi operasi yang berbeda-beda tersebut maka diperlukan sistem transmisi agar kebutuhan tenaga dapat dipenuhi oleh mesin.
2.2 Transmisi Otomatis
Transmisi otomatis secara garis besar di bagi menjadi 3 bagian yaitu:
2. Planetary gear unit
3. Hydraulic control unit
Gambar. Bagian utama dari transmisi otomatis
2.3 Tipe Transmisi Otomatis
Transmisi yang dipakai pada kendaraan mesin depan penggerak depan (front engine, front wheel drive (FF)) di buat lebih kecil dan efisien dibandingkan dengan transmisi yang dipakai pada mesin depan penggerak roda belakang (front engine, rear drive (FR)) karena langsung dihubungkan dengan mesin tanpa melewati poros propeller atau transmisi jenis ini disebut sebagai transaxle.
Gb .Transmisi otomatis tipe front engine, front wheel drive (FF) & front engine, rear drive (FR)
Differensial pada transaxle menjadi satu dengan mekanisme pemindah tenaga yang lain berbeda dengan transmisi untuk penggerak roda belakang yang differensialnya terpisah dengan mekanisme yang lain. Pada prinsipnya, kedua jenis transmisi tersebut mempunyai cara kerja yang sama baik unutk penggerak roda depan maupun untuk penggerak roda belakang.
2.4 Komponen Transmisi Otomatis
1. Torque Converter
Gambar . potongan dari Torque converter
Torque converter di pasang pada input shaft dari transmisi otomatis. Pada bagian ini juga terdapat ring gear yang berfungsi sebagai gigi yang berhubungan dengan drive pinion motor starter untuk menghidupkan mesin.
Fungsi dari torque converter adalah :
a. Melipatgandakan momen yang dihasilkan oleh mesin
b. Menjadi kopling otomatis yang mengirimkan momen mesin menuju ke transmisi
c. Menyerap getaran mesin
d. Melembutkan putaran mesinSebagai pompa oli ke hidraulic control system
Torque converter berisi minyak transmisi otomatis dan mengirimkan tenaga putar dari mesin menuju ke transmisi. Komponen utama dari torque conveter adalah pump impeller, turbine runner, dan stator. Bagian ini juga dihubungkan langsung dengan pompa oli yang selalu menghasilkan tekanan yang di pakai pada hidraulic control unit pada saat mesin dihidupkan. Pada saat kendaraan di derek dan roda yang berhubungan dengan drive axle, output shaft dan intermediate shaft serta bearing tidak terdapat pelumasan. Hal ini sangat berbahaya jika kendaraan di derek pada jarak yang jauh atau pada kecepatan yang cukup tinggi.
Lock up mechanism
Torque converter tidak selamanya menyalurkan tenaga putar ke transmisi dengan perbandingan 1 : 1, tapi ada sebagian kecil tenaga yaitu sekitar 4 - 5 % yang hilang. Hal ini tentunya sangat merugikan karena akan mengakibatkan pemborosan bahan bakar. Untuk menghindari hal tersebut di buat mekanisme lock up mechanism yang akan mengunci torquer converter ketika kendaraan berjalan pada kecepatan 37 mph atau 60 km/jam atau lebih tinggi. Ketika mekanisme ini bekerja maka tenaga putar dari mesin akan di salurkan 100 % menuju ke transmisi.
Gambar. Lock up mechanism
2. Planetary gear unit
Planetary gear unit dipakai untuk menaikan dan menurunkan momen mesin, menaikan dan menurunkan kecepatan kendaraan, di pakai untuk memundurkan kendaraan dan dipakai untuk bergerak maju. Pada dasarnya planetary gear unit dipakai mesin untuk menghasilkan tenaga dan menggerakan kendaraan dengan beban yang berat dengan tenaga yang ringan.
- Hubungan antara kecepatan dan momen mesin dapat di jelaskan sebagai berikut:
Pada saat kendaraan berhenti dan mau berjalan dibutuhkan momen yang besar, dan pada posisi ini dibutuhkan gigi yang rendah untuk menggerakan kendaraan. Akan tetapi pada kecepatan yang tinggi maka akan dibutuhkan gigi yang tinggi dan momen yang kecil untuk menjaga laju kendaraan.
Gambar . Planetary gear unit
Berikut ini adalah bagian-bagian dari planetary gear unit:
· Planetary gear memiliki tiga tipe gigi cincin, gigi pinion, sun gear dan planetary carrier.
· Planetary carrier dihubungkan dengan poros tengah tiap gigi pinion dan membuat gigi
· pinion berputar. Gigi-gigi pada planetary carrier berhubungan satu sama lainnya.
· Gigi pinion mempunyai prinsip kerja menyerupai planet yang berputar di sekeliling matahari. Oleh karena itu, disebut planetary carrier. Biasanya, planetary carrier dikombinasikan dalam unit planetary carrier.
· Penggantian input pada planetary carrier, output, dan elemen tetap, memungkinkan untuk deselerasi, mundur, hubungan langsung dan akselerasi.
Komponen | Fungsi |
O/D clutch | . Menghubungkan/memutuskan putaran O/D carrier dan O/D sun gear. |
O/D Brake | . Menahan supaya O/D sun gear tidak berputar. |
O/D one way clutch | . Menghubungkan O/D carrier dan O/D sun gear ketika diputar mesin. |
Forward Clutch | . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan intermediate shaft. |
Direct Clutch | . Menghubungkan / memutuskan input shaft dengan front dan rear sun . gear. |
2nd Coast Brake | . Menahan / mengunci front dan rear sun gear supaya tidak berputar. |
2nd Brake | . Menahan one way clutch 1 supaya front dan rear sun gear berputar . berlawanan arah jarum jam. |
Reverse Brake | . Menahan putaran front planetary carrier. |
One way clutch 1 | . Menahan front dan rear sun gear supaya tidak berputar berlawanan jarum . jam ketika 2nd brake bekerja. |
One way clutch 1 | . Menahan supaya front planetary carrier berputar berlawanan jarum jam. |
Gambar. One way clutch
Gambar. Potongan planetary gear dan clutch
Gambar . Hubungan antar komponen saat tranmisi otomatis bekerja
Perpindahan gigi secara otomatis sesuai dengan posisi tuas, terdapat 6 posisi yaitu, posisi P, R, N, D, 2 dan L. sedangkan untuk Over Drive (O/D) menggunakan switch yang ada pada tuas transmisi, demikian pula untuk meningkatkan performa kerja transmisi khususnya waktu perpindahan gigi terdapat 2 posisi switch yang ditempatkan di console box, yaitu Power dan Normal (P/N) mode.
Gambar . Tuas transmisi otomatis
Posisi tuas transmisi sebagai berikut :
· Posisi P (Park) Pada posisi ini kendaraan tidak dapat bergerak (roda tidak dapat diputar) tetapi mesin dapat dihidupkan. Posisi ini digunakan untuk kendaraan yang diparkir, atau pada kendaraan untuk keperluan mesin dihidupkan tetapi kendaraan tidak dijalankan.
· Posisi R (Reverse) Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan mundur.
· Posisi N (Netral) Pada posisi ini kendaraan tidak bergerak tetapi roda dapat diputar dan mesin dapat dihidupkan. Hanya posisi N dan P mesin dapat dihidupkan, posisi N transmisi pada posisi netral, biasanya digunakan untuk menghidupkan mesin sebelum kendaraan dijalankan atau ketika kendaraan berhenti sementara mesin hidup, seperti menunggu lampu hijau menyala di perempatan jalan.
· Posisi D (Drive) Posisi D, digunakan untuk menggerakkan kendaraan bergerak maju secara otomatis dan dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1, 2 dan 3, atau sebaliknya, jika switch O/D di-posisikan ON, transmisi secara otomatis dapat mengatur kerja dari gigi 1, 2, 3 dan 4 atau sebaliknya. Posisi ini biasanya digunakan untuk jalan normal dan rata.
· Posisi 2 Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju, tetapi secara otomatis hanya dapat mengatur posisi kerja dari gigi 1 ke gigi 2 atau sebaliknya, biasanya digunakan untuk jalanan menanjak atau turunan tajam.
· Posisi L Posisi ini digunakan untuk menggerakan kendaraan bergerak maju tetapi hanya pada posisi gigi 1 saja, biasanya digunakan untuk jalanan yang sangat menanjak atau turunan yang sangat tajam yang tidak dapat dilakukan pada posisi gigi 2.
Sedangkan opsionalnya adalah :
· 3 adalah posisi untuk berjalan maju dan transmisi tidak akan berpindah pada posisi top gear.
· O/D (Over Drive) adalah posisi supaya perpindahan gir pada transmisi terjadi pada putaran mesin yang lebih tinggi.
Planet Gearset Rasio
Salah satu planet gearsets dari transmisi kami memiliki cincin gigi dengan 72 gigi dan roda gigi matahari dengan 30 gigi. Kita bisa mendapatkan banyak rasio roda gigi yang berbeda dari gearset ini.
Gear | Input | Output | Fixed | Gear Ratio |
1st | 30-tooth sun | 72-tooth ring | Planet carrier | 2.4:1 |
2nd | 30-tooth sun | Planet carrier | 36-tooth ring | 2.2:1 |
Planet carrier | 72-tooth ring | 36-tooth sun | 0.67:1 | |
Total 2nd | 1.47:1 | |||
3rd | 30- and 36-tooth suns | 72-tooth ring | 1.0:1 | |
OD | Planet carrier | 72-tooth ring | 36-tooth sun | 0.67:1 |
Reverse | 36-tooth sun | 72-tooth ring | Planet carrier | -2.0:1 |
3. Hydraulic control unit
Bagian ini mengontrol kerja dari rem dan koling pada transmisi otomatis dengan tekanan yang diperoleh dari pompa oli. Unit pengendali hidrolik mempunyai 3 fungsi yaitu sebagai berikut:
1. Untuk membangkitkan/mengahasilkan tekanan hidrolik
Pompa oli mempunyai fungsi membangkitkan tekanan hidrolik. Pompa oli membangkitkan tekanan hidrolik yang diperlukan untuk pengoperasian transaxle otomatis dengan menggerakkan tempat/kotak pengubah tenaga putar (mesin).
2. Menyesuaikan tekanan hidrolik
Tekanan hidrolik yang ditekan oleh pompa oli disesuaikan dengan pentil pengatur utama. Juga pentil katup penghambat menghasilkan tekanan hidrolik yang sesuai dengan output mesin
3. Mengalihkan (shift) roda gigi (untuk mengoperasikan kopling dan rem)
Ketika operasi kopling dan rem pada unit roda gigi planetary dialihkan (switch), roda gigi dialihkan. Jalur cairan diciptakan sesuai dengan posisi shift oleh pentil manual. Ketika kecepatan kendaraan meningkat, signal sikirimkan ke pentil solenoid dari mesin & ECT ECU (Electronic Control Unit). Pentil solenoid mengoperasikan setiap pentil shift ke pemindahan (shifting) roda gigi.
· Komponen-komponen utama dari unit kontrol hidrolik adalah sebagai berikut:
a. Pompa oli
b. Valve body
c. Primary regulator valve
d. Manual valve
e. Shift valve
f. Solenoid valve
g. Throttle valve
Gambar Pompa oli
Gambar potongan hydraulic control unit
2.5 Automatic Transmision Fluid
Minyak transmisi otomatis mempunyai kualitas yang tinggi dengan berbagai macam bahan tambah. Minyak transmisi otomatis ini di kontrol oleh katup hidrolik melalui transmisi ke gear shift dan melumasi komponen yang berputar dari transmisi otomatis.
· Minyak transmisi otomatis harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
1. kekentalan yang sesuai
2. stabil terhadap panas dan oksidasi
3. tidak berbusa
4. koefisien gesek yang sesuai
5. berwarna
6. mempunyai bahan tambah yang lain
· Minyak transmisi otomatis (ATF) mempunyai macam-macam viskositas dan koefisien geseknya. Hal ini perlu diketahui karena pengunaan miyka transmisi otomatis bisa berbeda tiap tipe kendaraan.
· Penggunaan minyak transmisi otomatis yang tidak benar tidak hanya menurunkan tenaga, tetapi juga bisa menyebabkan bunyi serta kerusakan yang lain.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Cepat atau tidaknya kerusakan pada transmisi otomatis tergantung dari
pemakaiannya sendiri. Mungkin saja berawal dari cara berkendara yang kasar, ataupun kendaraan yang membawa beban lebih. Bila kendaraan diperlakukan dengan benar dan memang seharusnya dirawat dengan baik, maka kecil kemungkinan transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.
pemakaiannya sendiri. Mungkin saja berawal dari cara berkendara yang kasar, ataupun kendaraan yang membawa beban lebih. Bila kendaraan diperlakukan dengan benar dan memang seharusnya dirawat dengan baik, maka kecil kemungkinan transmisi akan mengalami kerusakan dengan sendirinya.
3.2 SARAN
Sesuaikan pelumas yang digunakan dengan spesifikasi yang disyaratkan pabrikan kendaraan tersebut. Biasanya kemasan pelumas khusus transmisi ditandai dengan tulisan ATF (Automatic Transmission Fluid)..
DAFTAR PUSTAKA
http://m-edukasi.net/online/2008/transmisiotomatis/materi01-03.htmlhttp://auto.howstuffworks.com/automatic-transmission3.htm
http:// www.scribd.com/doc/21112775/transmisi-otomatis
Posting Komentar